Karya Dita Eka
Rio seorang anak yang duduk di kelas 2 SMP. Ia tinggal dengan kakek dan neneknya di sebuah desa . Rumahnya tidak jauh dari jalan tembus rel kereta api tak berpalang. Kesehariannya setelah pulang sekolah ia harus mencari rumput untuk pakan ternaknya.
Suatu hari setelah pulang sekolah seperti biasanya ia pergi mencari rumput, “Nek Rio pergi mencari rumput dulu ya”, Rio pun pamit kepada neneknya “Ya hati-hati” sahut neneknya. Rio pun pergi dan mencari rumput di tepi-tepi sawah dekat dengan lintasan rel kereta api. Ketika Rio sedang asyik mencari rumput tiba-tiba “Hei Rio”, sambil menepuk pundaknya. Rio pun kaget dan tersentak “Eh Ridwan kamu ngagetin aku aja”. Ridwan adalah teman sekelas Rio dan sekaligus teman sebangkunya, akhirnya mereka berduapun saling mengobrol. “Eh gimana ulangannya tadi?” kata Rio. “Gak tau nih kayaknya nilaiku jelek soalnya kemarin malam aku ketiduran jadi gak belajar deh”. “Kebiasaan kamu wan” sahut Rio. Ridwan pun tertawa “Hehehe…”.
Ketika sedang asyik mengobrol Rio melihat sesuatu yang aneh. Ia melihat sebuah mobil yang berhenti di tengah-tengah perlintasan rel kereta api. “Yo kamu ngeliat apaan sih?”tanya Ridwan. “Itu… mobilnya kok gak jalan ya berhenti di tengah rel “ Sahut Rio. “Wah ya tuh..”kata Ridwan. “Wan ayo kita kesana sepertinya mobil itu perlu bantuan” ajak Rio. Seketika itu juga terlihat dari kejauhan kereta api yang ingin melintas, akhirnya mereka berdua pun segera berlari dan menghampiri pengendara mobil yang masih berusaha menghidupkan mesin mobilnya untuk segera turun.
Rio pun mengetuk-ngetuk kaca jendela pengendara mobil itu, “pak… pak… turun ada kereta yang ingin lewat”. Tapi pengendara mobil itu tetap saja mencoba menghidupkan mobilnya dan menghiraukan peringatan Rio. Ridwan pun juga membantu memperingatkan pengendara mobil itu tetapi percuma karena pengendara mobil itu tetap saja tidak mau turun.
Mereka berdua pun tidak henti-hentinya mengetuk jendela dan memperingatkan pengendara mobil itu “pak… turun pak kereta apinya semakin dekat” kata Rio dengan panik dan cemas. Ternyata pintu mobil itu macet dan tidak bisa dibuka, Rio pun membantu membuka pintu mobil itu dari luar. Pengendara mobil itu juga panik di dalam mobil karena pintu mobil itu tidak bisa terbuka. “ Tolong… Tolong…”teriak Rio panik. Ridwan pun mencari pertolongan ke desa yang dekat dengan rel kereta api tersebut. Suara kereta api semakin kencang menandakan kereta api semakin dekat.
Tiba-tiba terdengar suara benturan keras. Mendengar suara itu penduduk desa yang tinggal di dekat rel kereta api berhamburan keluar begitu juga Ridwan yang langsung cemas karena Rio yang masih membantu pengendara itu keluar dari mobil. Ketika itu Ridwan panik karena ia tidak melihat Rio yang ia tinggalkan untuk mencari bantuan, ia hanya melihat mobil yang hancur berkeping-keping karena hantaman kereta tadi.
Ridwan pun menangis karena mencemaskan temannya itu. Ketika kereta api telah melintas, Ridwanpun melihat di seberang rel ada dua orang yang tergeletak di pinggir rel. Melihat itu ia langsung menghampiri dan melihat ternyata Rio selamat dengan pengendara itu. Ternyata Pintu mobil itu berhasil terbuka dan mereka berdua berhasil menyelamatkan diri dan melompat ke pinggir rel. Mereka berduapun langsung di bawa ke klinik terdekat.
Mendengar kejadian itu nenek dan kakek Rio cemas dan langsung pergi untuk melihat keadaan cucunya itu. Untung saja Rio hanya mengalami luka ringan begitu juga pengendara mobil itu. Pengendara mobil itu pun berterima kasih dengan Rio dan Ridwan karena telah menyelamatkan dirinya “Terima kasih ya nak kalu tidak ada kalian mungkin saya sudah tidak ada disini” kata penegendara itu. Ridwan pun langsung memeluk Rio. Mereka berdua pun menjadi pahlawan pada hari itu.
Rio seorang anak yang duduk di kelas 2 SMP. Ia tinggal dengan kakek dan neneknya di sebuah desa . Rumahnya tidak jauh dari jalan tembus rel kereta api tak berpalang. Kesehariannya setelah pulang sekolah ia harus mencari rumput untuk pakan ternaknya.
Suatu hari setelah pulang sekolah seperti biasanya ia pergi mencari rumput, “Nek Rio pergi mencari rumput dulu ya”, Rio pun pamit kepada neneknya “Ya hati-hati” sahut neneknya. Rio pun pergi dan mencari rumput di tepi-tepi sawah dekat dengan lintasan rel kereta api. Ketika Rio sedang asyik mencari rumput tiba-tiba “Hei Rio”, sambil menepuk pundaknya. Rio pun kaget dan tersentak “Eh Ridwan kamu ngagetin aku aja”. Ridwan adalah teman sekelas Rio dan sekaligus teman sebangkunya, akhirnya mereka berduapun saling mengobrol. “Eh gimana ulangannya tadi?” kata Rio. “Gak tau nih kayaknya nilaiku jelek soalnya kemarin malam aku ketiduran jadi gak belajar deh”. “Kebiasaan kamu wan” sahut Rio. Ridwan pun tertawa “Hehehe…”.
Ketika sedang asyik mengobrol Rio melihat sesuatu yang aneh. Ia melihat sebuah mobil yang berhenti di tengah-tengah perlintasan rel kereta api. “Yo kamu ngeliat apaan sih?”tanya Ridwan. “Itu… mobilnya kok gak jalan ya berhenti di tengah rel “ Sahut Rio. “Wah ya tuh..”kata Ridwan. “Wan ayo kita kesana sepertinya mobil itu perlu bantuan” ajak Rio. Seketika itu juga terlihat dari kejauhan kereta api yang ingin melintas, akhirnya mereka berdua pun segera berlari dan menghampiri pengendara mobil yang masih berusaha menghidupkan mesin mobilnya untuk segera turun.
Rio pun mengetuk-ngetuk kaca jendela pengendara mobil itu, “pak… pak… turun ada kereta yang ingin lewat”. Tapi pengendara mobil itu tetap saja mencoba menghidupkan mobilnya dan menghiraukan peringatan Rio. Ridwan pun juga membantu memperingatkan pengendara mobil itu tetapi percuma karena pengendara mobil itu tetap saja tidak mau turun.
Mereka berdua pun tidak henti-hentinya mengetuk jendela dan memperingatkan pengendara mobil itu “pak… turun pak kereta apinya semakin dekat” kata Rio dengan panik dan cemas. Ternyata pintu mobil itu macet dan tidak bisa dibuka, Rio pun membantu membuka pintu mobil itu dari luar. Pengendara mobil itu juga panik di dalam mobil karena pintu mobil itu tidak bisa terbuka. “ Tolong… Tolong…”teriak Rio panik. Ridwan pun mencari pertolongan ke desa yang dekat dengan rel kereta api tersebut. Suara kereta api semakin kencang menandakan kereta api semakin dekat.
Tiba-tiba terdengar suara benturan keras. Mendengar suara itu penduduk desa yang tinggal di dekat rel kereta api berhamburan keluar begitu juga Ridwan yang langsung cemas karena Rio yang masih membantu pengendara itu keluar dari mobil. Ketika itu Ridwan panik karena ia tidak melihat Rio yang ia tinggalkan untuk mencari bantuan, ia hanya melihat mobil yang hancur berkeping-keping karena hantaman kereta tadi.
Ridwan pun menangis karena mencemaskan temannya itu. Ketika kereta api telah melintas, Ridwanpun melihat di seberang rel ada dua orang yang tergeletak di pinggir rel. Melihat itu ia langsung menghampiri dan melihat ternyata Rio selamat dengan pengendara itu. Ternyata Pintu mobil itu berhasil terbuka dan mereka berdua berhasil menyelamatkan diri dan melompat ke pinggir rel. Mereka berduapun langsung di bawa ke klinik terdekat.
Mendengar kejadian itu nenek dan kakek Rio cemas dan langsung pergi untuk melihat keadaan cucunya itu. Untung saja Rio hanya mengalami luka ringan begitu juga pengendara mobil itu. Pengendara mobil itu pun berterima kasih dengan Rio dan Ridwan karena telah menyelamatkan dirinya “Terima kasih ya nak kalu tidak ada kalian mungkin saya sudah tidak ada disini” kata penegendara itu. Ridwan pun langsung memeluk Rio. Mereka berdua pun menjadi pahlawan pada hari itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar